BALI - Pemerintah Indonesia akhirnya mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar dan Pertamax. Kondisi ini tentu tidak diharapkan oleh masyarakat banyak, dikarenakan baru pulihnya ekonomi akibat pandemi Covid-19, ujian masyarakat malah bertambah terhadap kenaikan Harga BBM.
Begitu juga yang dialami masyarakat Bali terutama Denpasar, kenaikan harga BBM jenis Pertalite yang semula dikisaran Rp. 7.650, sekarang mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp. 10.000, menjadi beban baru untuk masyarakat karena Pertalite merupakan bahan dasar jadi secara langsung diikuti kenaikan harga bahan pokok yang lainnya.
Baca juga:
Mengenal Seni Aborigin Australia
|
Kenaikan harga yang diumumkan langsung menteri (ESDM) Arifin Tasrif bersama Presiden Jokowi merupakan kenaikan yang ke 5 di era presiden Jokowi. Rukmini salah seorang warga yang ditemui langsung Media Gatra Dewata menuturkan,
"Kenaikan harga BBM terutama jenis Pertalite membuat saya sebagai ibu rumah tangga harus memutar otak lebih keras lagi karena penghasilan suami yang tidak menetap karena belum pulihnya ekonomi pasca pandemi sekarang stres karena kenaikan harga BBM jenis Pertalite, belum lagi kebutuhan anak sekolah yang wajib untuk dipenuhi untuk kebutuhan pemblajaran" ucap Rukmini, Selasa (06/09/2022).
Menemui aktivis '98, I Gusti Agung Ronny Indrawijaya Sunarya atau sapaan akrabnya Gung Ronny, mengaku heran terhadap sikap pemerintah yang diusung oleh Partai Wong Cilik ini. Dulunya saat sebelum berkuasa getol sekali memperjuangkan kaum masyarakat marginal.
"Dulu mereka sampai nangis segala itu, betapa beratnya beban rakyat ini. Sekarang saat dipercaya oleh rakyat mengapa memilih opsi yang membuat rakyat kecewa"
Baca juga:
Pergilah Anakku, Busur T’lah Dilepas
|
"Beban rakyat tentu masih terasa, mereka belum benar-benar pulih dari pandemi covid-19. Apalagi pariwisata masih mencari celah untuk bangkit"
Ia juga melanjutkan bahwa pemerintah memang telah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diserahkan kepada masyarakat secara langsung. Tetapi BBM merupakan bentuk bagian dari aktifitas produksi terutama masyarakat kecil dan menengah yang justru menopang banyak sekali kehidupan ekonomi masyarakat.
"Coba tahan sedikit untuk menaikan, bantu masyarakat untuk bertahan sedikit lagi"
Saat ditanyakan apakah akan turun kejalan,
"Masyarakat masih lemah untuk turun, tetapi seperti api dalam sekam juga, jikalau pemerintah cepat membantu untuk bangkitkan ekonomi dengan naiknya BBM agar tepat sasaran, masyarakat akan berterima kasih. Kalo tidak itulah cara masyarakat untuk bergerak, "pungkasnya tanpa menjelaskan apa maksud dari bergerak. (Tim)